Semakin gencar masyarakat indonesia membuka suara bagi vaksin sinovac untuk segera menjulur dan merata ke seluruh penjuru negeri Indonesia. Setiap penjuru sudah banyak yang menginginkan vaksin tersebut.
Meskipun pendapat masyarakat 50:50 pada kesimpulan vaksin yang sudah disuntikkan, tapi tetap masyarakat setiap penjuru masih menginginkan fasilitas gratis dari pemerintah tersebut. Data tersebut di dukung pada sebuah media sosial yang mengungapkan bahwa daerah tersebut kekurangan vaksin dan penyebarannya belum merata. Tentu saja kita tida boleh menelan mentah-mentah isi berita tersebut. Bisa jadi dengan alasan tertentu maka vaksin belum merata di daerah tersebut.
Contoh yang paling mengenaskan yaitu di daerah saya dekat dengan lingkungan rumah saya. Berisiko jika saya ungkapkan daerah desa tersebut, nanti bisa jadi saya dianggap mengungkapkan ujaran kebencian pada pemerintah. Fakta yang sudah saya teliti membuktikan bahwa masyarakat di daerah tersebut memiliki daya saing kerja yang ad di bawah rata-rata orang. Jelas orang-orang tersebut dan saya tentunya mengharapkan bantuan dari pemerintah seperti bansos pada jelang PSBB dan sistem PPKm yang diberlakukan. Namun pada masalah tersebut, masyarakat yang diwajibkan dan sudah diundang ke TKP vaksinasi di dekat darah saya tidak datang karena memang jelas pemikiran mereka berbeda terkait vaksin.
Simpang siur yang terjadi atas efek vaksin membuat masyarakat di situ jelas ragu dong. Terkecualikan jika ada pengarahan dari petugas medis untuk hal tersebut dan membuat hati masyarakat yakin akan vaksin penambah antibodi ini. Tidak ada pengarahan tersebut dan fatalnya bansos yang harusnya diberikan pada masyarakat yang dikalangan tersebut ditahan dikarenakan mereka tidak vaksin.
lah ?
Lah ??
Kok gitu ??
Itu pernyataan dari salah satu warga yang saya tanyai sendiri si dan saya tanya dari beberapa warga yang saya kenal saat saya sengaja tak bertemu dan mengobrol dan saling sapa menyapa.
Untuk pengalaman saya sendiri memang tidak terlalu berpengaruh pada kegiatan saya, hanya merasakan mati rasa saat disuntik dan berselang sekitar 20menitan lalu efek lainnya nafsu makan saya menjadi bertambah. Bertambah menjadi sedikit ya maksudnya. Namun overall malah bagus tidak kebanyakan makan buat saya.
Vaksin pertama saya ada di daerah cawang jakarta timur. Kok tidak yang dekat di bekasi saja ?
Pengalaman yang saya lihat saat akan mendaftar vaksin gelombang 1-3 di gor bekasi terlihat sangat rame dan tidak terlalu kondusif untuk saya mengikuti vaksin disitu. Lalu disarankan lah saya daftar di aplikasi Jaki dan tertanggal 8 Juli di Gor bekasi kembali. Sudah dibayangkan terlebih dahulu pasti rame seperti gelombang sebelumnya. Giliran saya mendaftar di Transpark bekasi entah saya yang tidak beruntung maka saat saya buka web pasti kuota pendaftar sudah penuh.
Akhirnya disarankan lah saya di cawang UKI tertanggal 6 Juli 2021. Oke lah saya berangkat ke sana dengan modal percaya diri untuk sembuh dan menambah antibodi tubuh saya melawan covid. Alhamdulilah sampai sana saya diarahkan pada peserta undangan yang memang khusus untuk yang mendaftar via online dan dibedakan dengan vaksin yang harus dibagikan oleh pendaftar yang baru di hari itu juga.
Rencana vaksin kedua sudah tertanggal pada 3 Agustus 2021 di tempat yang sama di UKI cawang kembali. Sebenarnya saya ingin berpindah tempat di daerah bekasi namun saya dapat pendapat dari teman bekasi saya yang bekerja sebagai petugas medis vaksin “sebaiknya vaksin di yang cawang saja bro karena siapa tahu jika vaksin pindah tempat malah mengambil jatah vaksin orang tersebut yang sudah terdaftar dahulu”.
Saya pikir benar juga yang dia katakan dan ap boleh buat itu juga untuk kepentingan dan kesehatan bersama masyarakat Indonesia ya saya maklumin saja tidak apa-apa dan tidak masalah bagi saya jika memang harus vaksin di UKI kembali. ( will )