Memang sedang masa transisi new normal negara kita ini. Namun masa transisi ini seperti berbeda dari aturan yang di harapan pemerintah untuk masyarakatnya.
Kota kecil memang tidak terlalu berpengaruh karena mayoritas warganya berjuang dengan cara berdagang dan berjualan dan PEMDA tidak akan berbuat banyak dengan yang seperti itu karena butuh money banyak untuk membungkam para pedagang.
Beralasan dengan ingin memperpanjang SIM A saya yang sebentar lagi expired, maka saya pun harus terpaksa keluar kurungan dari bekasi daerah yang masih rawan akan wabah virus.
Sebenarnya sudah zona hijau kata PEMDA Bekasi tapi itu menurut berita yang saya baca. Kemungkinan itu bisa terjadi hanya jika korban covid-19 di tangani tanpa di catat oleh pihak nasional.
Bermula dengan keraguan yang menghampiri saya untuk pulang ke Brebeskarena banyaknya syarat yang harus saya lengkapi sesuai aturan yang berlaku.
Mencoba untuk bertanya pada PO bus yang biasa saya gunakan,
“Bu, masih ada tidak bus untuk ke Brebes ?”, tanya saya
“Masih pak, lah itu mau jalan pak” kata penjaga PO
“apa saja syarat untuk naik bus nya bu ?”, tanya saya
“paling surat tanda kesehatan sama FC ktp pak”
“untuk harganya berapa bu untuk ke Brebes?”
“harganya 120 rb dan yg eksekutif 150rb pak”, jawab si penjaga PO
Dalam hati saya oke lah baik bisa saya lengkapi itu. Besoknya saya ke klinik depan gang saya dan bertanya tentang pembuatan surat keterangan kesehatan. Namun jawaban yang membuat saya tercengang bahwa pembuatan surat tersebut harus disertai dengan tes Rapid juga dengan biaya 300rb an (sudah termasuk biaya konsultasi dokter).
Suasana klinik yang sepi dan hanya menunggu satu jam an hasil dari rapid saya selesai dan terbukti saya positif.
Positif sehat ya guys bukan positif covid.hehehe..
Dengan persiapan surat keterangan sehat pun sorenya saya bersiap dan meminta izin pada Bos saya untuk pulang naik bus di sore hari.
Sesampainya di sana ternyata bus hanya menunggu saya untuk berangkat dan memang keadaan sedang sepi jadi bus pun begitu. Dibatasi hanya setengah dari kuota penumpang yang akhirnya sepi dan memang nyaman juga si tidak terlalu banyak orang dan saya bisa tempatkan barang bawaan saya di jok kosong.

Seperti biasa walaupun memakai bus namun tetap saya mabok saat perjalanan dan tidak sampai muntah, hanya pegal di bagian leher karena tidak bisa bersender dengan benar di bangku bus. (will)