Mumpung masih dalam susana yag nyaman, adem dan tenteram setelah h+3 lebaran ternyata ada request artikel dari teman saya yang sebut saja AR yang sama-sama tidak pulang pada lebaran tahun ini ke kampung halaman.

Teman saya pulang ke rumah saudaranya di daerah cibitung dan saya pulang di daerah bekasi (bukan pulang si namun bersinggah di rumah saudara saya di bekasi juga).

Taqoballahu minna waminkum..

Mohon maaf maaf lahir dan batin kepada semua pembaca artikel saya, maafkan segala atas kesalahan saya yang saya perbuat entah itu yang bersentuhan dengan tulisan artikel saya selama ini dan yang tak tersirat.

Setiap orang memang jelas mempunyai salah sepanjang hidupnya dan ketika kemarin saya di berikan pencerahan oleh Bos saya atas pengucapan “selamat idul fitri”, dan memang saya pikirkan dalam logika benar juga memang.

Oke lah berpindah pada awal bulan syawal pastinya setiap orang mempunyai keinginan untuk pulang ke kampung halaman, namun tidak pada tahun ini yang menjadi heboh karena si covid. Beberapa teman saya yang di luar Brebes pun juga mengalami hal yang sama pada perantauan mereka kali ini.

Namun saya miris dengan adanya penyelenggaraan idul fitri tahun ini yang terlihat mengabaikan protokol kemanan bagi diri sendiri. Mereka merayakan idul fitri namun tidak menganggap ada takdir kematian yang bisa mereka hindari secara minim hanya tinggal di rumah saja.

Sampai masyarakat indonesia di buatkan lagu dari Willy Winarko yang intinya mengkisahkan perasaan tenaga medis yang berperan penting untuk masyarakat sekitar.

Berikut video yang sedang viral pada musim corona di saat Bulan Ramadhan : https://www.youtube.com/watch?v=D_v2KQGLKtg

Dengan adanya pandemi ini saya rela tidak pulang”mendem kangen karo neg ndeso” dan menghabiskan waktu lebaran dengan keluarga saya di sini.

Berikut beberapa foto keluarga saya yang berkumpul di Brebes dan ber video call untuk salam bersalam lewat media sosial :

Saya berharap pada pemerintah dan masyarakat indonesia untuk sama-sama menolong diri sendiri dan orang ain dengan cara tidak sering keluar rumah jika itu diperlukan. Lihatlah dari sisi tenaga medis yang tidak bisa pulang ke rumah sesuka mereka. Meraka harus siap standby hanya untuk berjasa atas nama negara untuk menyelamatkan kalian para masyarakat Indonesia.

Sekali lagi tenaga medis mencuri perhatian dan empati saya dan membuat saya merenungi bagaimana saya harus bersikap pada pandemi saat ini.

You have my respect Medical Personeel !!!

( will )

By willy

2 thoughts on “Makan Ketupat Di Bekasi”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *